SURABAYA – Ada pemandangan inspiratif dalam proses belajar-mengajar di SMK Ketintang Surabaya. Melalui sebuah program inovatif bertajuk “Wali Murid Mengajar”, sekolah ini berhasil menciptakan sebuah ekosistem pendidikan yang solid dengan melibatkan orang tua siswa secara langsung di dalam proses pembelajaran.
Program ini bukan sekadar ajang silaturahmi, melainkan sebuah jembatan strategis yang menghubungkan dunia akademis dengan tuntutan dunia industri yang sesungguhnya.
Di era yang menuntut kesiapan kerja tinggi, SMK Ketintang Surabaya menyadari bahwa ‘link and match’ antara kurikulum sekolah dan kebutuhan industri harus terus diperkuat. Program “Wali Murid Mengajar” lahir dari gagasan bahwa aset terbesar sekolah salah satunya adalah jaringan profesional yang dimiliki oleh para wali murid.
Daripada hanya mencari praktisi dari luar, sekolah memanfaatkan potensi internal ini untuk memberikan wawasan (insight) paling relevan dan terkini kepada para siswa.
Mekanisme program ini dirancang secara terstruktur. Wali murid dari berbagai latar belakang profesi—mulai dari engineer, manajer pemasaran, akuntan, developer software, desainer grafis, hingga wirausahawan sukses—diundang untuk menjadi “guru tamu” di kelas.
Mereka berbagi pengalaman, studi kasus nyata, dan tantangan yang mereka hadapi sehari-hari di dunia kerja. Sesi ini disesuaikan dengan program keahlian (jurusan) siswa, sehingga materi yang disampaikan menjadi sangat relevan dan aplikatif.
Manfaat Ganda: Pengayaan Kompetensi dan Inspirasi Karier
Dampak positif dari program ini dirasakan oleh seluruh elemen sekolah, terutama para siswa. Mereka tidak hanya belajar teori dari buku teks, tetapi juga mendengar langsung “dapur” industri dari pelakunya.
Siswa mendapatkan gambaran nyata tentang kultur kerja, soft skills yang wajib dimiliki, dan tren teknologi terbaru di bidang mereka. Hal ini terbukti efektif membuka wawasan, menumbuhkan inspirasi, dan mempertajam visi karier mereka setelah lulus.
[Nama Kepala Sekolah], Kepala SMK Ketintang Surabaya, menyatakan bahwa program ini adalah wujud nyata dari kolaborasi tri-sentra pendidikan.
“Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Melalui ‘Wali Murid Mengajar’, kami tidak hanya memperkaya kurikulum, tetapi juga membangun sinergi yang kuat antara sekolah, keluarga, dan industri. Antusiasme para wali murid untuk berkontribusi sangat luar biasa dan ini menjadi energi positif bagi siswa kami untuk lebih semangat belajar,” tuturnya.
Antusiasme serupa dirasakan oleh [Nama Siswa], siswa kelas [XI/XII] Jurusan [Nama Jurusan].
“Sesi ‘Wali Murid Mengajar’ kemarin sangat membuka mata. Kami jadi tahu apa yang sebenarnya diharapkan oleh perusahaan saat kami bekerja nanti. Kami bisa tanya-jawab langsung tentang tantangan kerja yang tidak diajarkan di buku. Ini jauh lebih memotivasi kami untuk belajar lebih giat,” ungkapnya.
Di sisi lain, bagi para wali murid, program ini menjadi kesempatan untuk berkontribusi langsung pada almamater anak mereka sekaligus sebagai ajang ‘give back’ kepada generasi penerus.
“Bagi kami sebagai praktisi, ini adalah kesempatan untuk berbagi pengalaman praktis yang mungkin tidak didapat siswa di kelas reguler. Senang sekali melihat antusiasme siswa saat mereka tahu bagaimana teori yang mereka pelajari diterapkan di industri,” ujar [Nama Wali Murid], salah satu orang tua siswa yang berprofesi sebagai [Manajer/Engineer/Profesi Relevan].
Program “Wali Murid Mengajar” di SMK Ketintang Surabaya membuktikan bahwa kolaborasi adalah kunci untuk pendidikan vokasi yang unggul. Ini bukan sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga transfer nilai, etos kerja, dan inspirasi.
Dengan terus bergulirnya program ini secara konsisten, SMK Ketintang Surabaya optimis dapat terus mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga matang secara karakter dan siap bersaing di panggung profesional.